Pertanian Indonesia telah berhasil menemukan solusi untuk mencapai usaha tani yang lebih baik atau pada umumnya disebut swasembada besar yang merupakan suatu keberhasilan dari suatu dalam usaha tani yang ternyata pada kenyataanya belum mencapai hal yang maksimal dalam mencukupi pertanian dalam arti secara luas.
Berdasarkan dari usaha tani yang telah ada, bahwa Produktivitas para petani sawah memang bisa dikatakan mencapai angka yang tiggi walaupun produktivitas usaha tani (lahan) tidak sebanding atau bahkan semakin menurun yang diakibatkan oleh intensifikasi yang terus menerus sesuai dengan berlakuknya The Law of Deminishing Return pada pertanian Indonesia.
Sedangkan Di lain pihak produktivitas usaha tani di Indonesia, Usaha tani pada lahan kering masih sangat rendah, bahkan lahan pertanian pada lahan kering masih merupakan terra in cognito (wilayah tak dikenal), didalam pembangunan pertanian di Indonesia.
Oleh karena itu, sangat diperlukan pengamatan yang cermat atas kenyataan terhadap pertanian yang sedang berlangsung serta penanganan konservasi tanah dan air, Sehingga dapat dirumuskan suatu konsep sebagai perkakas pembangunan untuk menuju harapan di masa depan yang lebih cerah khususnya pada pembangunan pertanian dan khususnya hal yang menyangkut pengembangan sumber daya alam terutama upaya konservasi "tanah dan air" yang berkaitan dengan pertanian di Indonesia, sehingga perlu pengambilan langkah seperti halnya berbagai ragam proyek. Berikut ini program yang telah dilaksanakan :
Contoh Program Proyek Pertanian
Berbagai program/proyek watershed telah dilaksanakan di Indonesia. Salah satu contoh yang telah dilaksanakan sejak tahun 1983 Proyek Citanduy II, Ciamis, Jawa Barat yang pada kenyataanya Proyek konservasi dan manajemen watershed nasional memang banyak menghadapi kendala seperti : banyak yang berubah, tetapi banyak pula yang tidak berubah, Artinya dampak proyek terhadap hal-hal tersebut tidak ada, baik itu kehidupan petani peserta proyek, petani dampak, maupun keadaan sumber daya alam yang tidak semakin baik dan lestari, sedangkan Organisasi dan administrasi Inpres Penghijauan dan Reboisasi termasuk di dalam kegagalan upaya nasional dalam pembangunan dan manajemen watershed nasional.
Menurut tokoh Dwight Y. King
Melihat kegagalan upaya serta proyek watershed utama dari
dua hal yang kurang dipahami para perencana dan pelaksana, yakni organisasi dan
institusi. Dalam pengorganisasian terlihat banyak instansi berperan, dan merasa
bertanggung jawab diantaranya :
Bappenas
Bappeda
PU
Kehutanan
Depdagri
Deptan
Deptrans
PPH
pemerintah kecamatan desa
organisasi di tingkat petani seperti LSM
kelompok tani
kelompencapir
seterusnya.
Masalah konservasi tanah dan air di Indonesia merupakan tugas bersama bagi Bangsa Indonesia karena mengingat luasnya lahan kritis dan menuju kritis, yang berdasarkan berbagai sumber bertambah setiap tahun serta tingkat kesulitan penanganan yang tinggi termasuk dalam upaya perbaikan kehidupan tani di wilayah tersebut.
Demikian untuk usaha pertanian untuk mencapai hasil yang ideal, Semoga dapat memberikan semangat membangun bersama dalam usaha pertanian yang lebih mencukupi bangsa Indonesia.
Komentar
Posting Komentar